Pendekatan Situasi (situational approach)
Pendekatan situasional ini muncul karena para peneliti mengenai gaya
kepemimpinan tidak menemukan pendekatan yang paling efektif bagi semua
situasi (Fielder, dengan teori contingency, Tannembaum dan Schmidt,
dengan teori rangkaian kesatuan kepemimpinan
Pendekatan situasional biasa disebut dengan pendekatan kontingensi.
Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan
suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung atau dipengaruhi
oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap organisasi atau
lembaga memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau
lembaga yang sejenispun akan menghadapi masalah yang berbeda karena
lingkungan yang berbeda, semangat, watak dan situasi yang berbeda-beda
ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan antara
lain: sifat pribadi pemimpin, sifat pribadi bawahan, sifat pribadi
sesama pemimpin, struktur organisasi, tujuan organisasi, motivasi kerja,
harapan pemimpin maupun bawahan, pengalaman pemimpin maupun bawahan,
adat, kebiasaan, budaya lingkungan kerja dan lain sebagainya.
Pendekatan kontingensi menekankan pada ciri-ciri pribadi pemimpin dan
situasi. Teori ini bukan hanya penting bagi kompleksitas yang bersifat
interaktif dan fenomena kepemimpinan tetapi turut membantu para pemimpin
yang potensial dengan konsep-konsep yang berguna untuk menilai situasi
yang bermacam-macam dan untuk menunjukkan perilaku kepemimpinan yang
tepat berdasarkan situasi.