.TUJUAN INVESTASI
Setiap individu atau keluarga pasti
menginginkan untuk hidup berkecukupan atau bisa disebut “kaya” dalam arti
finansial. Tapi banyak dari mereka yang merasa bahwa semua itu sulit untuk
dicapai apalagi dalam situasi ekonomi Indonesia saat ini. Karena rasa sulit yang
dirasa, maka kebanyakan dari mereka tidak melakukan perencanaan sama sekali.
Hal inilah yang membuat kehidupan sebagian keluarga yang sudah sulit menjadi
tambah sulit.
Kekayaan dalam arti finansial sangat dipengaruhi oleh sebuah perencanaan
jangka panjang yang dilaksanakan dengan berkesinambungan.
Investasi merupakan sarana terpenting dalam meningkatkan kemampuan Anda untuk
mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Sebagai awal, sangat penting bagi Anda untuk
memahami bahwa “no single investment is right for everyone”. Berbagai batasan
seperti kebutuhan akan uang tunai, tujuan dan prilaku serta preferensi Anda
terhadap risiko, membuat setiap individu memilih investsi yang berbeda-beda.
Menentukan investasi yang tepat guna mencapai tujuan membutuhkan sebuah perencanaan
yang sesuai. Sehingga dalam pembahasan keuangan keluarga kali ini, kami akan
menjabarkan pentingnya penetapan tujuan investasi serta mengukur tingkat
toleransi Anda terhadap risiko. Kedua langkah ini merupakan awal dan langkah
terpenting dalam sebuah perencanaan investasi jangka panjang.
Menetapkan Tujuan Investasi
Menetapkan tujuan keuangan merupakan langkah terpenting dalam sebuah
perencanaan. Dengan tujuan yang ditetapkan, Anda dapat menentukan pilihan
alternatif investasi yang sesuai. Dengan tujuan, akan lebih mudah bagi Anda
untuk mengalokasikan investasi Anda pada pilihan yang sesuai. Tujuan keuangan
harus memenuhi beberapa kriteria atau kami menyingkatkan sebagai SMART atau
kepanjangan dari Specific, Measurable, Attainable, Reality-based, dan
Time-bound.
Tujuan keuangan keluarga harus dinyatakan secara spesifik dalam nilai yang
terukur serta jangka waktu pencapaiannya. Sebagai contoh, Anda ingin untuk
hidup berkecukupan di masa tua. Ini memang tujuan, namun belum spesifik.
Diperlukan nilai terukur, misalnya memerlukan dana Rp 1 miliar untuk dapat
hidup berkecukupan di masa tua nanti. Agar lebih lengkap, tujuan perlu
dinyatakan misalnya sebagai berikut: Pensiun pada usia 55 tahun dengan dana
yang dimiliki Rp 1 miliar.
Salah satu kata kunci lain dalam menentukan tujuan keuangan keluarga adalah
realistis, agar secara rasional bisa dicapai melalui pelaksanaan dan usaha yang
berkesinambungan. Untuk itu, perlu dipertimbangkan situasi kondisi saat ini
dalam menentukan tujuan. Jangan sampai tujuan ini menjadi seperti punguk
merindukan bulan.
Ciri realistis sangatlah penting karena tujuan keuangan merupakan pilar penting
perencanaan keuangan keluarga. Tujuan yang terlalu muluk malah akan menjadi
bumerang karena bebannya akan terasa sangat berat sehingga kita menjadi enggan
untuk melakukan perencanaan dan usaha pencapaiannya.
Dalam hal ini kami menganjurkan agar Anda menentukan tiga aspek tujuan
berdasarkan jangka waktunya, jangka pendek—kurang dari 3 tahun, jangka
menengah—antara 3-5 tahun dan jangka panjang—di atas 5 tahun. Contoh dari
tujuan berdasarkan jangka waktunya adalah:
Jangka pendek:
- Menyiapkan alokasi dana untuk emergency fund.
- Membeli kebutuhan alat-alat rumah tangga.
- Membeli mobil baru
Jangka menengah:
- Menyiapkan dana untuk uang muka pembelian rumah melalui KPR.
- Investasi untuk memulai bisnis.
Jangka panjang:
- Menyisihkan untuk biaya pendidikan anak.
- Menyiapkan dana masa pensiun.
Begitu Anda sudah menetapkan tujuan dari berbagai jangka waktu, akan lebih
mudah bagi Anda untuk menetapkan investasi yang sesuai berdasarkan tujuan serta
tingkat toleransi Anda terhadap risiko.
Toleransi Anda terhadap Resiko
Faktor ini sangat mempengaruhi pilihan produk investasi yang akan Anda pilih
karena terkait langsung dengan tingkat resiko yang dapat Anda ambil. Kebanyakan
individu adalah investor yang konsevatif. Mereka cenderung tidak mau mengambil
resiko tambahan yang tidak terlalu mereka anggap perlu. Dalam hal ini tingkat
resiko yang berani Anda ambil akan sangat berpengaruh dengan keuntungan
potensial yang Anda inginkan. Oleh karena mengukur berapa tingkat toleransi
Anda terhadap risiko menjadi sangat penting.
Dalam banyak buku keuangan, dibahas berbagai cara mengidentifikasi toleransi
seseorang terhadap risiko. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kami mencoba
memberikan questionnaire yang dapat membantu Anda mencari atau memperkirakan
toleransi Anda terhadap risiko. (lihat tabel)
Bila total nilainya antara 10-15; Anda tidak dapat mentoleransi risiko dengan
baik, Anda akan merasa nyaman dengan investasi yang konservatif. Nilai total
antara 16-20; tetap masih berada pada posisi konservatif walau menyertakan
investasi dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Nilai total antara
21-25; mengindikasikan risiko yang balance, dengan alokasi aset investasi pada
pendapatan dan peningkatan capital. Nilai total antara 26-31; mengindikasikan
penerimaan yang lebih besar dari aspek risiko dengan investasi yang lebih
mengutamakan peningkatan capital dengan porsi investasi pendapatan yang
relative sedikit. Sedangkan nilai total lebih besar dari 32; mengindikasikan
penerimaan risiko yang tinggi dalam aset investasi.
Dengan menetapkan tujuan yang spesifik, termasuk didalamnya jangka waktu
pencapaian, diikuti dengan pengukuran atau prediksi toleransi Anda terhadap
risiko akan membantu dalam menentukan pilihan investasi yang sesuai dengan
segala keterbatasan serta kelebihan yang Anda secara pribadi miliki. Sekali
lagi pahami bahwa “no single investemnt is right for everyone”, karena setiap
individu itu berbeda.
Sumber : insuranced.wordpress.com