motivasi kerja
sebagai karyawan adalah suatu sistem keyakinan yang
memandang pekerjaannya sebagai karyawan sebagai suatu hakikat
fundamental yang bersifat ontologis dan epistomologis.
Metodologi yang bisa digunakan perusahaan sebagai penggerak paradigma
karyawan agar sejalan dengan peningkatan motivasi kerja adalah melalui
pengaturan lingkungan, penetapan prosedur konatif dan afektif karyawan,
serta penanaman nilai-nilai menjadi suatu konsep praktis dalam suatu
aplikasi budaya organisasi yang kongkret.
Motivasi karyawan yang ditingkatkan dengan perubahan paradigma harus
menyentuh wilayah filsafat yang sangat mendasar tentang kesadaran
manusia. Kesadaran sangat ditentukan oleh cara melihat dan
penafsirannya, perspektif serta persepsi. Keduanya mengkomposisi secara
fundamental kesadaran dalam membangun paradigma seseorang.
Sebagai contoh, seorang pegawai di bagian keuangan tentunya memiliki
perspektif yang berbeda dengan seorang pekerja di bagian penjualan dalam
mengkonstruksi suatu persepsi pada satu peristiwa yang sama. Peranan
yang berbeda bisa menimbulkan paradigma yang berbeda pula, padahal
data-datanya berasal dari situasi yang sama.
Misalnya ketika memprospek dan mengembangkan strategi saat penetrasi
pasar. Dua jenis karyawan ini mestinya memiliki paradigma yang
memotivasi dirinya untuk bekerja di satu perusahaan yang sama. Tapi
ternyata seringkali memiliki sudut pandang yang berbeda bahkan bisa
berlawanan atau saling menentang.
Dalam ilustrasi ini, sang atasan langsung dari kedua jenis karyawan
yang memiliki dua persepsi yang berseberangan atau sang pemimpin
perusahaanlah yang harus bisa melebarkan pandangan dengan perspektif
yang lebih luas. Perspektif yang ekspansif diharapkan dapat menjangkau
dan memasukkan segala perbedaan pandangan seluruh karyawan menjadi satu
pergerakan organisasi yang solid demi keuntungan perusahaan.
Maka dari itu, perusahaan yang memiliki kendala dalam hal memotivasi
karyawan membutuhkan pergeseran paradigma. Pergeseran ini dilandasi oleh
kontingensi perspektif yang memotivasi karyawan secara keseluruhan.
Pelatihan serta aktivitas mentoring wajib dijalankan untuk menyatukan berbagai persepsi yang menunjang bagi pergeseran paradigma atau kerangka berpikir bersama.
Kerangka berpikir ini dirangkai polanya oleh manajemen dengan
menetapkan sudut pandang yang mampu melihat dengan jelas beragam
keterkaitan antar unit kerja serta perubahan pada lingkungan dalam satu
perspektif yang holistik atau menyeluruh.
Dan akhirnya, segala teori motivasi bisa menjadi aplikasi yang
benar-benar tepat guna dan berguna bagi perusahaan dengan cara
pengkondisian paradigma kerja lewat pengaturan perspektif serta
peningkatan keahlian/kemampuan karyawan dalam memodifikasi/memilih
persepsi yang mendukung peningkatan motivasi.
Kesemuanya diraih dengan mendayagunakan ilmu komunikasi dan wawasan
psikologi untuk mengelola informasi serta kecerdasan emosi demi
optimalisasi kinerja karyawan. Kinerja optimal yang diraih berkat
semangat kerja yang tinggi.
Transformasi paradigma adalah hasil penerapan idealisme ini beserta
simbol-simbolnya yang diproyeksikan manajemen lewat instruksi-instruksi
yang terstruktur. Idealnya begitu!