Ø TUJUAN
ORGANISASI
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi /
maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi
tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik)
dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi
bermaksud untuk merealisasikan
Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi
sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
2 unsur penting tujuan adalah :
Hasil-Hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara.
Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi
sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih
terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi
Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi
mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami,
akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi)
organisasi
Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang
penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi
para anggota
Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar
perancangan organisasi
Prinsip Manajemen By Objective
1. Pengertian Manajeman
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (Malayu S.P.
Hasibuan, 2003: 1). Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan
yang diinginkan. Yang diatur dalam manajemen antara lain adalah: manusia, uang,
metode, material, mesin, pasar, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut
diatur agar berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam
mencapai tujuan yang optimal. Pengaturan komponen-komponen tersebut melalui
suatu proses yang terdiri dari: 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3)
pengarahan, dan 4) pengendalian. Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan manajemen
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2. Pengertian Prinsip Manajeman By Objective
Sebutan “manajemen sesuai objektif” pertama dipopulerkan oleh Peter Drucker
dalam bukunya tahun 1954 yang berjudul ‘The Practice of Management’. MBO sulit
didefinisikan, namun secara umum esensi sistem MBO, terletak pada penetapan
tujuan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan yang bekerja bersama,
penentuan bidang utama setiap individu yang hasilnya dirumuskan secara jelas
dalam bentuk hasil-hasil (sasaran) yang dapat diukur dan diharapkan, dan ukuran
penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai satuan pedoman pengoperasian
satuan-satuan kerja serta penilaian masing penilaian sumbangan masing-masing
anggota.
Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif
melibatkan manajer dan para anggota pada setiap tingkatan organisasi.
Management by objective (MBO) atau manajemen by objective atau manajemen sesuai
objektif adalah suatu proses persetujuan terhadap objektif di dalam satu
organisasi sehingga manajemen dan karyawan menyetujui objektif ini dan memahami
apa posisi mereka di dalam organisasi tersebut
Management by objective (MBO) atau juga disebut (diterjemahkan) Manajemen
Berdasarkan Sasaran, yaitu suatu cara untuk melibatkan para karyawan di dalam
proses pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka. (Sondang P.
Siahaan: 2004: 362).
Menurut Nanang Fattah (2009: 33) menjelaskan bahwa Management by objective
(MBO) merupakan teknik manajeman yang membantu memperjelas dan menjabarkan
tahapan tujuan organisasi. Lebih lanjut Nanang Fattah menjelaskan bahwa dengan
Management by objective (MBO) dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara
atasan dan bawahan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Management by objective
(MBO) adalah suatu cara di dalam mencapai sasaran hasil maupun dalam
merencanakan program melibatkan semua pihak (stakeholders) pada lembaga yang
bersangkutan
3. Kekuatan dan Kelemaham Manajeman By Objective
Kekuatan MBO antara lain adalah: 1) MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan
dan pengawasan ke dalam suatu sistem yang rasional dalam manajemen, 2) MBO
mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkatan atas hingga
tingkatan bawah dari manajemen, 3) MBO memfokuskan pada hasil akhir dari pada
niat yang baik maupun faktor personal. 4) MBO mendorong adanya manajemen diri
dan komitmen dari setiap orang melalui partisipasi pada setiap tingkatan
manajemen dalam penentuan tujuan.
Hasil survei terhadap manajer, Tosy & Carroll menyatakan kekuatan Manajeman
By Objective adalah 1). Memungkinkan para individu mengetahui apa yang
diharapkan dari mereka. 2). Membantu dalam perencanaan dengan membuat para
manajer menetapkan tujuan dan sasaran. 3). Memperbaiki komunikasi antara
manajer dan bawahan. 4). Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya
pada tujuan organisasi. 5). Membuat proses evaluasi
lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu.
Ini memungkinkan para bawahan mengetahui kualitas pekerjaan mereka dalam
hubungannya dengan tujuan organisasi.
Menurut Nanang Fattah (2009: 34) ada empat kekuatan dari Manajeman By
Objective yaitu:
a. Pengelolaan cenderung lebih baik karena keharusan membuat program.
b. Peranan dan fungsi struktur organisasi harus jelas.
c. Individu mengikat diri pada tugas-tugasnya (commited).
d. Pengawasan lebih efektif berkembang.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dari
Manajeman By Objective adalah:
a. MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan dan pengawasan ke dalam suatu
sistem yang rasional dalam manajemen.
b. MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkatan atas hingga
tingkatan bawah dari manajemen.
c. MBO memfokuskan pada hasil akhir.
d. MBO mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang melalui
partisipasi pada setiap tingkatan manajemen dalam penentuan tujuan.
e. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan.
f. Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tugas masing-masing
dan tujuan organisasi.
g. Pengawasan lebih efektif berkembang.
Adapun kelamahan dari Manajeman By Objective adalah pertama, negosiasi dan
pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga
kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua,
adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
mempedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang
bilang MBO hanyalah sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan
sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
Sedangkan menurut hasil survei terhadap manajer, Tosy & Carroll menyatakan
kelemahan Manajeman By Objective ada dua kategori kelemahan-kelemahan khas
untuk organisasi yang mempunyai program MBO formal: 1). Kelemahan-kelemahan
yang melekat (inherent) pada proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha
yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO serta
meningkatkan banyaknya kertas kerja. 2). Kelemahan-kelemahan dalam pengembangan
dan implementasi MBO oleh berbagai fungsi.
Menurut Nanang Fattah (2009: 35) ada empat kelemahan Manajeman By Objective
yaitu:
a. Tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep dan pemberian
motivasi kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik Manajeman By
Objective secara tepat.
b. Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada para
anggota untuk berpartisipasi.
c. Tidak mudah menilai prestasi kerja, karena tidak setiap prestasi dapat
diukur secara kuantitas.
d. Perubahan yang diinginkan Manajeman By Objective dalam perilaku manajer
kemungkinan akan menimbulkan maslah dalam proses MBO titik berat akan bergeser
dari menilai menjadi membantu bawahan.
- Tidak mudah menanamkan tentang konsep-konsep dan pemberian motivasi
kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik MBO secara tepat
- Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada para
anggota untuk berpartisipasi
- Tidak mudah menilai prestasi kerja, karena tidak setiap prestasi dapat
diukur secara dikuantitas
- Pembuatan keputusan membutuhkan waktu yang lama
- Kecenderungan karyawan bekerja memenuhi sasaran tanpa memperdulikan
rekan kerja
- Kecenderungan karyawan bekerja memenuhi sasaran tanpa memperdulikan
rekan kerja
Sumber : meistyjulian